Usianya tak lagi muda. Tercatat, lebih dari 10 tahun DaihatsuTerios—dan kembarannya Toyota Rush—berkiprah di pasar low SUV
Indonesia. Karena sudah lewat satu dasawarsa itulah, banyak keinginan,
atau bahkan menjurus ke cibiran, bahwa sudah saatnya model ini mengalami
full model change.
Banyak pesaing yang sudah masuk ke ranah ini, dilihat dari data
pengelompokan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
Mulai dari duet Honda, HR-V 1.5 dan BR-V, lalu belakangan Chevrolet
yang coba menawarkan Trax. Tapi, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) bergeming.
”Walau katanya sudah 10 tahun, tapi penjualan masih stabil kok. Bulan
kemarin (Mei 2017) masih di atas 1.000 unit, dan rata-rata penjualannya
di angka itu,” ujar Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & CR Division
Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), (5/6/2017), di Jakarta.
Mari kita kroscek. KompasOtomotif memiliki data wholesales Gaikindo sampai April 2017, dan Terios
memang masih berada di level 1.000 unitan sebulan, bahkan sampai 1.300
unitan. Saudaranya, Rush, masih berada di level 1.700-2.200 unit
sebulan.
Terios memang tak lagi berkuasa seperti zaman dulu saat dia masih mengisi pasar sendirian bersama Rush. Pemuncak pasar segmen low SUV
saat ini diambil alih Honda HR-V 1.5 dengan penjualan rata-rata
4.000-an unit sebulan, atau BR-V yang berada di kisaran 1.400-2.500 unit
sebulan.
”Kalau banyak orang, termasuk teman-teman (wartawan) menanyakan soal
ganti model dan sebagainya, tapi kenyataannya penjualan masih bagus,”
ucap Hendrayadi.
Lifetime
Soal lifetime atau usia
beredar sebuah mobil, Hendrayadi menegaskan kini tak ada lagi yang bisa
jadi patokan. Jika dulu, orang mengaitkan ganti model selalu dalam
siklus 10 tahun, lalu mulai lebih cepat, antara 6 sampai 7 tahun, kini
tak bisa lagi dilihat seperti itu.
Beredar isu bahwa Terios
generasi baru sedang dikembangkan di Jepang, dan akan muncul dalam
waktu dekat. Bahkan informasi ”A1” dari salah seorang kolega, mengatakan
bahwa generasi baru ini akan datang November 2017. Benarkah? ”Saya
tidak tahu,” ucap Hendrayadi